Buffer
adalah zat yang dapat mempertahankan pH ketika ditambah sedikit asam/basa atau
ketika diencerkan. Buffer memiliki dua macam : asam lemah dan garamnya
atau basa lemah dan garamnya. Buffer dalam tubuh manusia adalah darah.
Jika darah tidak memiliki buffer maka ketika minum jus jeruk yang kecut, tubuh
kita dapat mengalami asidosis ( pH darah asam ) (Anonim, 2008).
Buffer dalam
darah adalah jenis buffer yang terdiri dari asam lemah dan garamnya. Asam
lemah nya adalah asam karbonat H2CO3 ( asam lemah ) dan garamnya adalah HCO3-.
Buffer tersebut dapat mempertahankan pH darah sekitar 7,35 – 7,45 dengan reaksi
sebagai berikut :
H2CO3 + OH- => HCO3- + H2OHCO3- +
H+ => H2CO3
Ketika masuk zat asam dalam tubuh
maka yang bertugas menetralisir adalah asam lemah (asam karbonat). Jika
masuk zat basa, yang bertugas menetralisisr adalah garamnya.
Ketika masuk zat asam
ketika hal
ini terjadi asam karbonatlah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi
si asam ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan
kembali netral dan menghasilkan hasil reaksi berupa garam yang banyak. Garam
ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui urin. Jadi
kalo banyak makan atau minum yang asam asam, kita akan banyak
menghasilkan urin. Karena asam karbonat bereaksi dengan asam untuk
menetralkan tadi, maka jumlah asam karbonat akan berkurang sehingga kita perlu
mempeorlhnya dari pernafasan CO2.
Ketika masuk zat basa
ketika hal
ini terjadi garam lah yang menjadi pahlawan. Ia akan menghadapi si basa
ini dan bereaksi dengannya. Hasil reaksi ini membuat keadaan kembali netral dan
menghasilkan hasil reaksi berupa asam karbonat yang banyak. Asam
karbonat ini sebagain disimpan dan jika lebih akan dibuang melalui nafas
(CO2). Jadi kalo banyak makan atau minum yang basa basa, kita akan
banyak menghasilkan CO2.
Kebanyakan
reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk hidup hanya dapat berlangsung pada pH
tertentu. Oleh karena itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH
senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam keadaan normal, pH
dari cairan tubuh termasuk darah kita adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah
besar ion H+ selalu ada sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan
setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang kelebihan asam
tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan pH sedikit saja
menunjukkan keadaan sakit.
pH darah
tubuh manusia berkisar antara 7,35-7,45. pH darah tidak boleh kurang dari 7,0
dan tidak boleh melebihi 7,8 karena akan berakibat fatal bagi manusia. Organ
yang paling berperan untuk menjaga pH darah adalah paru-paru dan ginjal.
Kondisi di mana pH darah kurang dari 7,35 disebut asidosis. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya kondisi asidosis antara lain penyakit jantung, penyakit
ginjal, kencing manis, dan diare yang terus-menerus. Sedangkan kondisi di mana
pH darah lebih dari 7,45 disebut alkolosis. Kondisi ini disebabkan muntah yang
hebat, hiperventilasi (kondisi ketika bernafas terlalu cepat karena cemas atau
histeris pada ketinggian). Untuk menjaga pH darah agar stabil, di dalam darah
terdapat beberapa larutan penyangga alami, yaitu:
a. Penyangga hemoglobin
Oksigen merupakan zat utama yang
diperlukan oleh sel tubuh yang didapatkan melalui pernapasan. Oksigen diikat
oleh hemoglobin di dalam darah, di mana O2 sangat sensitif terhadap
pH. Reaksi kesetimbangan yang
terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
HHb+ + O2
⇄ H+ + HbO2
⇄ H+ + HbO2
Produk buangan dari tubuh adalah CO2-
yang di dalam
tubuh bisa membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akan
terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+ dalam tubuh
akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah
melepaskan O2 dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin(HHb+).
yang di dalam
tubuh bisa membentuk senyawa H 2CO3 yang nantinya akan
terurai menjadi H+ dan HCO3-. Penambahan H+ dalam tubuh
akan mempengaruhi pH, tetapi hemoglobin yang telah
melepaskan O2 dapat mengikat H+ membentuk asam hemoglobin(HHb+).
b. Penyangga karbonat
Penyangga karbonat juga berperan
dalam mengontrol pH darah. Reaksi kesetimbangannya adalah:
H+(aq) + HCO3-(aq)
⇄ H2CO3(aq)
⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
⇄ H2CO3(aq)
⇄ H2O(aq) + CO2(aq)
Perbandingan molaritas HCO3-
terhadap H2CO3 yang diperlukan untuk mempertahankan
pH darah 7,4 adalah 20:1. Jumlah HCO3
- yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam.
- yang relatif jauh lebih banyak itu dapat dimengerti karena hasil-hasil metabolisme yang diterima darah lebih banyak bersifat asam.
c. Penyangga fosfat
Penyangga fosfat merupakan penyangga
yang berada di dalam sel. Penyangga ini adalah campuran dari asam lemah H2PO4-
dan basa konjugasinya, yaitu HPO42-. Jika dari proses
metabolisme sel dihasilkan banyak zat yang bersifat asam, maka akan segera
bereaksi dengan ion HPO42-
HPO42-(aq)
+ H+(aq) ⇄ H2PO4-(aq)
Dan jika proses metabolism sel
menghasilkan senyawa yang bersifat basa, maka ion OH- akan bereaksi
dengan H2PO4-.
H2PO4-(aq)
+ OH-(aq) ⇄ HPO42-(aq)
+ H2O(l)
Sehingga perbandingan [H2PO4-
] / [HPO42-] selalu tetap dan akibatnya pH larutan
tetap.Penyangga ini juga ada di luar sel, tetapi jumlahnya sedikit. Selain itu,
penyangga fosfat juga berperan sebagai penyangga urin.
Apabila
mekanisme pengaturan pH dalam tubuh gagal, seperti dapat terjadi selama
sakit, sehingga pH darah turun di bawah 7,0 atau naik ke atas 7,8, dapat
menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh atau bahkan kematian.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keadaan asidosis (penurunan pH)
adalah penyakit jantung, penyakit ginjal, diabetes mellitus (penyakit
gula), diare yang terus menerus, atau makanan berkadar protein tinggi
dalam jangka waktu lama. Keadaan asidosis sementara dapat terjadi karena
olahraga intensif yang dilakukan terlalu lama. Alkalosis (peningkatan pH
darah) dapat terjadi sebagai akibat muntah yang hebat, hiperventilasi (bernapas
terlalu berlebihan, kadang-kadang karena cemas atau histeris atau berada di
ketinggian). Suatu penelitian yang dilakukan terhadap para pendaki gunung yang
mencapai puncak Everest (8.848 m) tanpa oksigen tambahan menunjukkan pH
darah mereka berada di antara 7,7–7,8. Hiperventilasi diperlukan untuk
mengatasi tekanan oksigen yang amat rendah (kira-kira 43 mmHg) di tempat
setinggi itu.
Silahkan download selengkapnya pada link :
Makalah Sistem Buffer .docx .doc
Silahkan download selengkapnya pada link :
Makalah Sistem Buffer .docx .doc
2 Comments
blog warna backgroundnya begini warna fontnya begitu, bikin pusing bacanya
ReplyDeleteSiap kak, terima kasih atas kritiknya, akan kami perbaiki
Delete