Ticker

6/recent/ticker-posts

Asma`ulhusna AL-AZIZ



Pengertian Al Aziz
1.     Al-Aziz (Arab: العزيز, Al-ʿAzīz) merupakan kata dalam bahasa Arab berakar dari huruf A-Z-Z yang berarti 'Sangat Kuat', 'Kuat', atau 'Terhormat'. Bentuk feminim dari Al-Aziz adalah Al-Azizah.
.2. Al Aziz berarti Maha Perkasa. Sifat Maha Perkasa Allah
     SWT       itu sempurna, kekal, dan
     tidak ada yang menyamal. Berbeda dengan manusia, keperkasaan manusia sangat terbatas.

Al-‘Aziz
            Nama tersebut termasuk Al-Asma`ul Husna sebagaimana terdapat dlm nash Al-Quran dan Hadits. Di dlm Al-Quran di antara di Surat Al-Baqarah ayat 129:
إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Sesungguh Engkaulah yg Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Sedangkan di dlm hadits di antara diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَفَاةً عُرَاةً غُرْلاً كَمَا خُلِقُوا.. فَأَقُوْلُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ: إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“Manusia dikumpulkan di Hari Kiamat dlm keadaan tdk beralas kaki telanjang dan tdk dikhitan sebagaimana dahulu mereka diciptakan.Maka aku mengatakan seperti yg dikatakan seorang hamba yg shalih: Jika engkau siksa mereka mk sesungguh mereka adl hamba-hamba-Mu dan jika Engkau ampuni mereka sesungguh Engkau adl Al-Aziz dan Maha Bijaksana.”
Adapun makna nama Allah Al-’Aziz adl yg memiliki sifat ‘izzah.
Al-‘Izzah menurut para ulama memiliki tiga makna:
q Al-’Izzah yg berasal dari kata عَزَّ-يَعِزًُّ arti pertahanan diri dari musuh yg hendak menyakiti-Nya sehingga tdk mungkin tipu daya akan sampai kepada-Nya. Sebagaimana dlm hadits qudsi Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضُرِّي فَتَضُرُّوْنِي ..
“Wahai hamba-hamba-Ku sesungguh kalian tdk akan dapat mencelakai Aku sehingga membuat Aku celaka”
 Al-’Izzah yg berasal dari kata عَزَّ-يَعُزُّ arti mengalahkan dan memaksa. Contoh penggunaan kata itu dgn makna tersebut:q








إِنَّ هذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُوْنَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ أَكْفِلْنِيْهَا وَعَزَّنِي فِي الْخِطَابِ
“Sesungguh saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja. Dia berkata: ‘Serahkanlah kambingmu itu kepadaku’ dan dia mengalahkan aku dlm perdebatan.”
Sehingga makna adl Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Perkasa memaksa dan mengalahkan musuh-musuh-Nya sedang musuh-Nya tdk mampu mengalahkan dan memaksa-Nya.
            Makna inilah yg paling banyak penggunaannya.  Dari kata عَزَّ-يَعَزُّ arti kuat.q Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin mengatakan: “Sifat ‘izzah menunjukkan kesempurnaan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bahwa tiada yg menyerupai dlm hal kuat/mulia kedudukan-Nya.”
            Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di mengatakan: “Al-’Aziz arti yg memiliki segala macam kemuliaan: kemuliaan kekuatan kemuliaan kemenangan dan kemuliaan pertahanan. Sehingga tdk seorangpun dari makhluk dapat mencelakai-Nya. Dan Ia mengalahkan dan menundukkan seluruh yg ada sehingga tunduklah kepada-Nya seluruh makhluk krn kebesaran-Nya.”
Pengaruh Nama Al-’Aziz pada Hamba Pengaruh pada diri seorang hamba nama tersebut membuahkan sikap tunduk kepada-Nya dan tdk mungkin bagi makhluk utk melakukan sesuatu utk memerangi Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti melakukan riba atau merampok. Karena kedua merupakan salah satu bentuk memerangi Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana dlm surat Al-Baqarah ayat 279 dan Al-Ma‘idah ayat 33. Nama ini juga membuahkan sifat mulia dlm diri seorang mukmin dlm berpegang dgn agama sehingga ia mulia di hadapan orang kafir merendah di hadapan mukminin. Selain itu nama ini juga membuahkan sikap selalu memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kejahatan musuh krn Dia-lah yg Maha Kuat lagi Perkasa.

Sifat Al-Aziz Allah Swt
Huzur membacakan ayat 11 Surah Al Fatir (35:11) – yang terjemahnya sebagai berikut:

“Whoever desires honour, and let him know that all honour belongs to Allah. To Him ascend good works and righteous work helps them rise. And those who plot evils, for them is a severe punishment; and the plotting of such will perish.”
 Huzur bersabda, salah satu sifat Allah adalah Al Aziz (Yang Maha Gagah Perkasa). Hal ini tercantum di dalam berbagai ayat Alqur’an sebanyak seratus kali dalam pembahasan yang berbeda-beda – dengan pengecualian satu dua ayat – sifat Al-Aziz ini senantiasa terkait dengan sifat Allah lainnya.
            Imam Raghib menerangkan, arti kata Al-Aziz adalah Dia Wujud yang dominan; tidak dapat didominasi. Menafsirkan Surah 63: ayat 9, Imam Raghib bersabda, sesungguhnya kemuliaan Allah Taala, Rasul-Nya dan kaum mukminin adalah kemuliaan yang berlangsung lama. Dan menurut Surah 35: ayat 11, barangsiapa ingin memperoleh kemuliaan, mintalah kepada Allah Taala. Menurut kamus lexicon, Aziz adalah salah satu sifat Allah – yang mengandung arti, Dzat yang musykil diakses; karena Maha Kuasa dan Gagah Perkasa.  Huzur bersabda, ringkasnya, Aziz adalah salah satu Asma-Nya, yang dikarenakan kesempurnaannya dan sifatnya yang sangat khusus, maka hanya dapat disandang oleh wujud Allah Swt saja.









            Oleh karenanya, hanya dengan cara membina “Hablum-Minallah” sajalah manusia dapat memperoleh daya dan kekuatan yang sejati. Imam Razi menerangkan, risalah kenabian adalah derajat kerohanian tertinggi yang hanya dapat diperoleh dari Dia Dzat Yang Maha Kuasa. Oleh karena itulah Dia menyatakan di dalam Surah Sad ayat 10 (38:10) – untuk menjawab keberatan kaum kafirin – yakni, Dia-lah yang Maha Memiliki Segala Kekuatan untuk memberi karunia kepada makhluk ciptaan-Nya.
            Huzur bersabda, kini keberatan yang sama itu diajukan pula terhadap Hadhrat Masih Mau'ud a.s.: Bagaimana mungkin berbagai wahyu dan risalah kenabian diberikan kepada wujud Mirza Ghulam Ahmad. Pertanyaan ini diajukan oleh seorang wanita Kristen di Germany, betapa mungkin seorang manusia biasa di daerah terpencil Provinsi Punjab India, mendakwakan diri sebagai Al-Masih Yang Dijanjikan ? Huzur menjawab, justru pertanyaanya itu sudah langsung terjawab dengan sendirinya.
            Anda bertanya saat ini di Germany; yakni hal ini menunjukkan, pesan tabligh kebenaran beliau kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Jemaat Ahmadiyah sekarang telah berada di lebih 190 negara. Ada juga yang mengajukan keberatan, bagaimana mungkin seorang non-Arab dapat memperoleh status kenabian. Bagaimana mungkin seorang Punjabi dapat menjadi Al-Masih Yang Dijanjikan. Mereka mengajukan keberatan ini berdasarkan bunyi Hadithnya belaka; tidak memahami hikmah tafsirnya dengan mendalam.
            Huzur bersabda, kondisi khas yang telah terjadi pada semua rasul Allah terdahulu itu, pada zaman kini pun terjadi pula pada seorang pecinta dan hamba sejati Rasulullah Saw. Yakni, Allah Taala sendiri yang menyatakan bahwa Dia Maha Perkasa, Maha Pemberi Karunia, Pemilik Segala Sesuatu; tak ada yang menyamai-Nya. Huzur berdoa, semoga Allah memberikan pengertian pesan kebenaran ini kepada kaum Muslimin pada umumnya. Yakni, sebagaimana tercantum di dalam Alquran Surah 58: ayat 22, Dia pun menyatakan bahwa, manakala Karunia-Nya telah diberikan kepada seorang hamba-Nya yang sejati, maka segala bantuan-Nya pun ikut menyertainya.
            Menerangkan maksud dan tujuan missi para rasul Tuhan, Huzur bersabda, dalam hal bukti keberhasilan missi mereka, cukuplah memadai berbagai bukti kemenangan missi mereka ketika mereka masih hidup. Membacakan berbagai ringkasan sumber rujukan otentik [para waliullah terdahulu], Huzur bersabda, yang dimaksud dengan istilah Jihad sebagaimana yang mereka tulis, tidaklah sama dengan yang kini mereka lakukan, yakni Jihad dengan kekerasan. Inilah mengapa sebabnya kaum Muslimin sekarang ini tidak mendapat kemuliaan. Karena niatnya sudah tidak benar, maka konsekwensi yang mereka terima pun tidak positif. Sedangkan Jamaah Imam Mahdi a.s. ini, yang melaksanakan Jihadnya dengan pena, dengan bukti-bukti dan akidah yang kuat, hasilnya adalah, berbagai macam bangsa dari seluruh peloksok dunia cepat menerima pesan tabligh ini. Karena sesungguhnya, Allah Taala telah mengkhabar gaibkan kepada Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bahwa beliau akan memperoleh keunggulan, apapun rintangannya.
            Menerangkan Alquran Surah 58: ayat 22, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, Allah Telah menetapkan, “kataballhu laa aghlibanna anna wa rasulih”, bahwa pada akhirnya Dia dan rasul-Nya lah yang senantiasa memperoleh kemenangan. Dan beliau Hadhrat Masih Mau'ud a.s. adalah rasul yang tidak membawa shariat. Beliau hanyalah seorang abdi dan perwujudan sejati dari Rasulullah Muhammad Saw. Beliau bersabda, ayat ini telah terbukti kebenarannya oleh para nabi dan rasul terdahulu; sejak Nabi Adam a.s. hingga Rasulullah Saw; begitu pun kepada beliau [Hadhrat Masih Mau'ud a.s.].















            Lihatlah, ketika para mullah mulai menentang beliau, belum ada ada satu pun orang yang baiat menerima kebenaran pendakwaan beliau. Namun ketika menulis buku [tentang missi beliau yang sejati] tersebut, tak kurang dari 70,000 orang telah menyatakan baiatnya. Semua bukti kebenaran ini telah nyata di depan mata. Segala macam rencana dan siasat jahat terhadap beliau ditebarkan oleh para penentang. Termasuk pagelaran pengadilan dengan tuduhan pembunuhan; dan berbagai macam fatwa pengkafiran. Kesemuanya mengalami kegagalan. Dengan kata lain, jika missi Islam [Ahmadiyah] ini rekaan manusia, tentulah sudah hancur sejak awal. Maka hal ini sudah menjadi bukti kebenaran yang nyata. Hadhrat Masih Mau'ud a.s. bersabda, keyakinan beliau terhadap wahyu Ilahi – yang mengabarkan bahwa Isa ibnu Maryam a.s. telah wafat dan wujud yang dikhabar-gaibkan akan datang kembali adalah diri beliau, adalah keyakinan yang berdasarkan Alqur’an Karim. Maka, apakah lantas beliau harus meninggalkan bukti-bukti kebenaran dari langit ini [karena takut kepada manusia] ? Sebaliknya, beliau bersabda, rela menyongsong maut alih-alih berpaling dari tugas risalah yang telah ditetapkan-Nya kepada beliau dengan segala kegagahannya. Beliau bersumpah demi Allah, tidak gentar menghadapi segala ancaman dan marabahaya. Sebagaimana orang dapat menyaksikannya siang malam, beliau pun tak dapat mengabaikan cahaya rohani yang telah diperlihatkan Allah Swt kepada beliau. Ribuan tanda khabar ghaib telah menjadi nyata di sepanjang hidup beliau; telah cukup memuaskan, bahwa kesemuanya itu benar berasal dari Allah Swt.
            Beliau bersabda, setelah memperoleh ilmu Alquran dan Hadith bagaimana mungkin lantas memilih jalan yang menuju ke kehancuran. Allah Al-Wahid yang telah memberikan ilmu-ilmu khabar gaib, Kekuatan-Nya telah menolong pada setiap menghadapi kesusahan. Dia itulah Tuhan yang sama, yang telah menolong para rasul dan nabi terdahulu. Dia itulah yang telah mewujudkan sinar cahaya petunjuk rohani untuk akhir zaman ini.
            Huzur mengingatkan, setelah menegaskan pernyataan beliau ini, Hadhrat Masih Mau'ud a.s. masih hidup lama lagi; tak ada yang dapat mencelakai beliau sedikitpun, sesuai dengan janji Ilahi ini. Huzur bersabda, sekarang ini pun Allah Taala masih tetap menunjukkan pertolongan-Nya, dan memberikan kemajuan kepada Jemaat Ahmadiyah, ini merupakan bukti kebenarannya. Namun, para penentang menerus berusaha menghambat, sebagaimana mereka lakukan dulu. Kita mendengar berbagai kekerasan dan pelanggaran dilakukan terhadap Jemaat di berbagai tempat. Bahkan ada beberapa orang di antaranya yang disyahidkan. Hendaklah mereka sadari, tak ada seorangpun yang dapat mencelakakan pengikut sejati Hadhrat Masih Mau'ud a.s.; sehingga keimanan mereka pun tetap teguh.
            Huzur bersabda, kita perlu menyeru mereka kepada Allah Yang Maha Gagah Perkasa. Kini, Dia sekali lagi akan memperlihatkan keunggulan kebenaran janji-Nya. Sesungguhnya Dia memenuhi janji-Nya. Segala keberhasilan yang telah dapat kita raih adalah semata berkat tali perhubungan kita dengan Hadhrat Masih Mau'ud a.s.; karena beliau itulah abdi sejati Rasulullah Saw; dan terkait hubungan dengan beliau berarti mengaitkan diri dengan Hadhrat Rasulullah Saw. Menghubungkan diri dengan Hadhrat Masih Mau'ud a,s, dengan ikhlas dan serius akan membawa amal ibadah kita kepada maqom yang lebih baik. Maka bagi mereka yang telah syahid perlu terus diingat, yakni pengorbanan mereka itu telah meningkatkan status derajat kerohanian mereka.
            Huzur bersabda, maka tugas kita lah untuk berusaha dengan sebaik-baiknya untuk membebaskan diri mereka dari jebakan kekeliruan; mereka yang terperangkap dalam kebingungan dikarenakan kesalah-fahaman; dan menolong mereka mengontakkan diri dengan Allah Swt. Semoga Allah memudahkan kita dalam melaksanakannya.
           










           


            Huzur pun menghimbau agar kita semua mendoakan negara Pakistan. Sikap mementingkan diri sendiri para politisi telah menempatkan negara tersebut ke dalam resiko yang mendalam. Alih-alih bermain atas dasar pamrih politik mereka, baiklah mereka itu menahan diri, dan menyudahi kematian ribuan orang dengan sia-sia. Huzur merujuk khutbah beliau ini kepada peristiwa bom bunuh diri kemarin ini yang memakan korban tewas lebih dari seratus orang. Semoga Allah menyadarkan hal ini, baik bagi para politisi maupun masyarakat, sehingga mereka dapat menyelamatkan diri dari marabahaya perangkap politis ini.



Al-Ghaffar
Luasnya Samudra Ampunan
            Al-Qur’an menyebut kata “Ghaffar” sebanyak lima kali, tiga kali berdiri sendiri, sedang dua kali lainnya dirangkai setelah penyebutan sifat dan nama Indah lainnya, yaitu Al-Aziz. "Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas maghfirah-Nya." (QS. At-Taubah: 117)
            Al-Ghaffar berasal dari fi’il madhi “ghafara”, yang berarti menutupi. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa kata itu terambil dari kata “alghafaru” yang berarti sejenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati luka. Jika kita mengambil makna yang pertama, maka Al-Ghaffar berarti Allah menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan keluasan ampunan-Nya. Adapun jika kita memaknai dengan kata yang kedua, berarti Allah menganugerahkan sifat penyesalan kepada hamba-hamba-Nya sehingga bisa menjadi obat penawar sekaligus penghapusan dosa.
Menurut pendapat kami, keduanya benar dan bisa dipakai, sebab dalam kenyataannya, Dialah yang meniupkan rasa penyesalan pada diri manusia, sehingga hati manusia cenderung meminta maaf ketika berbuat dosa. Dia pula yang memberi ampunan sebesar apapun kepada hamba-hamba-Nya yang menyesal dan bertaubat kepada-Nya. Al-Ghaffar tidak sekadar mengampuni dosa hamba-hamba-Nya yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap syari’at, tapi pengampunan-Nya meliputi segala hal, termasuk dalam hal akhlaq yang oleh hukum syari’at tidak dianggap sebagai pelanggaran hukum. Sedemikian luasnya pengampunan itu, bahkan meliputi cinta dan emosi. Rasulullah saw senantiasa berusaha adil kepada isteri-isterinya, karenanya Allah mengampuninya jika hati beliau lebih condong kepada salah satu atas yang lain. Luar biasa, akhlak Allah yang senantiasa menampakkan kebaikan untuk menutupi keburukan. Perhatikanlah, Dia menutupi sisi dalam jasmani manusia dengan penampakan luar yang sedap dipandang mata. Bagian dalam yang kotor dan menjijikkan ditutupi dengan tampilan lahir yang menawan.
            Adalah Al-Ghaffar pula yang menutupi bisikan hati dan kehendak-kehendak kotor yang tersembunyi. Seandainya niat kotor, kemauan jahat, niat menipu, sangka buruk, iri hati, dan kesombongan itu terkuak ke permukaan dan diketahui semua orang, sungguh manusia akan mengalami berbagai kesulitan hidup.




           
             Jika yang terbetik dalam hati manusia tampak secara telanjang, sungguh masing-masing kita tidak ada yang saling percaya. Isteri tidak percaya kepada suami, anak tidak percaya kepada orangtua, rakyat tidak percaya kepada pemimpinnya. Begitu juga sebaliknya. Dia, Al-Ghaffar bahkan tetap menutupi sekian banyak salah dan dosa yang telah dilakukan manusia, baik yang dilakukan secara tidak sengaja maupun yang disengaja. Segala aib tetap ditutupi oleh Allah.
             Itulah sebabnya Dia sangat marah kepada orang yang malam harinya berbuat dosa, sementara di siang harinya ia sebarkan perbuatan dosanya kepada orang lain. Andaikata ia segera menyesal dan bertaubat, pintu ampuan-Nya segera dibuka. Siksa-Nya tidak meliputi orang-orang yang bertaubat. Al-Ghaffar senantiasa menyambut hamba-Nya yang tulus meminta ampunan, sebesar apapun dosa yang disandangnya. Dia berfirman:
            Sampaikan kepada hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri: “Janganlah berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa, Dialah Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
            Dalam hadits qudsy riwayat At-Tirmidzi, Sahabat Anas ra berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda, Allah berfirman: “Wahai keturunan Adam, selama engkau berdoa kepada-Ku dan mengharapkan ampunan-Ku, Aku ampuni untukmu apa yang telah engkau lakukan di masa lampau dan Aku tidak peduli (betapa banyak dosamu). Wahai keturunan Adam, sekiranya dosa-dosamu telah mencapai ketinggian langit, kemudian engkau memohon ampunan-Ku, Aku ampuni untukmu. Seandainya engkau datang menemui-Ku membawa seluas wadah bumi ini dosa-dosa dan engkau datang menjumpai-Ku dengan tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa pengampunan seluas wadah itu.” Sebagai hamba Allah, kita dituntut memiliki atau meneladani sifat indah Al-Ghaffar itu, sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah kepada orang-orang yang beriman agar ia memaafkan orang-orang yang tidak mengharapkan hari-hari Allah.” (QS. Al-Jatsiyah: 14)
Allah juga berfirman:
“Siapa yang bersabar dan menutupi (memaafkan) kesalahan orang lain, maka sungguh hal demikian termasuk yang diutamakan.” (QS. Asy-Syuura: 43)
            Ya Ghaffar, kami bermohon kepada-Mu kiranya membersihkan hati kami dari segala noda. Kami bermohon kiranya Engkau memenuhi hati kami dengan cahaya. Berilah kemampuan kepada kami untuk meneladani sifat dan nama-Mu Al-Ghaffar sehingga kami dapat menutupi aib teman-teman kami, membalas kejahatan mereka dengan kebaikan, dan meraih kemuliaan di dunia dan akherat.






File berupa Makalah lengkapnya silahkan download pada link :
Makalah Asmaul Husna Al-Aziz .docx .doc .rar .zip









Post a Comment

0 Comments